You are currently viewing Milad Ke-6 ABBSKP: Tentang Orientasi Pendidikan Sebagai Proses Yang Berkelanjutan

Milad Ke-6 ABBSKP: Tentang Orientasi Pendidikan Sebagai Proses Yang Berkelanjutan

Peringatan Milad SMA IT Abu Bakar Boarding School Kulon Progo yang ke-6 kembali digelar pada Minggu (26/2) di lapangan basket Kampus ABBSKP. Ini menjadi milad kali pertama pasca pandemi yang terbuka untuk umum. Beberapa tamu undangan tampak hadir dari berbagai kalangan. Di antaranya dari unsur pejabat Kemenag Kab. Kulon Progo, Pengurus Konsorsium Yayasan Mulia Yogyakarta, Pengawas Pembina Sekolah, pejabat desa setempat dan tamu undangan dari kalangan pelajar hingga masyarakat umum.

Seperti tahun sebelumnya, aneka perlombaan mengawali event tersebut. Ada lomba yang diikuti kalangan internal santri. Juga ada lomba yang mengundang peserta dari luar sekolah hingga luar kabupaten kota sebagai pesertanya. Satu di antaranya ialah turnamen basket yang melibatkan sekolah-sekolah ternama di wilayah Yogyakarta. Namun, yang tak kalah menarik dan kali pertama diadakan adalah festival hadroh yang menyita perhatian penikmat seni pada satu hari sebelum acara puncaknya.

Milad menjadi satu momen penting untuk merefleksikan diri sekolah dalam mencari pola terbaik dari satu capaian menuju kemajuan lainnya. Meskipun ABBSKP telah menduduki posisi empat besar sekolah terbaik di Kulon Progo, tentu masih banyak evaluasi yang selalu dilakukan. Dengan harapan ke depannya akan semakin baik dari segi pelayanan, penyelenggaraan pendidikan, hingga hal-hal formal dan bersifat teknis lainnya.

Ibarat oase di tengah padang pasir yang terik panasnya, ABBSKP diharapkan menjadi penyejuk dahaga keilmuan agama bagi siswanya. Sebab, pendidikan bukan soal kesuksesan di dunia saja. Lebih dari itu, pendidikan merupakan proses yang tidak ada hentinya baik dalam jenjang maupun hasilnya.

“Pendidikan adalah suatu wahana untuk mencapai kesuksesan di dunia dan di akhirat, karena pada hakikatnya pendidikan adalah suatu proses yang tidak akan pernah berhenti,” ungkap Pejabat Kemenag dalam sambutannya.

Argumentasi di atas kemudian dikuatkan oleh pengawas pembina sekolah bahwa Abu Bakar ini sekolah yang beda dengan yang lainnya. Bendera Islam yang dibawa sekaligus menawarkan sebuah upaya penguatan ilmu keagamaan siswanya.

“Sekolah Abu Bakar ini adalah solusi atas masalah pergeseran akidah di luaran sana. Ketika sekolah yang lain hanya fokus ke pendidikan, Abu Bakar mengenakan bendera yang berbeda. Bendera dasar pendidikan Islam inilah yang dapat disebut sebagai tawaran untuk menguatkan agama setiap siswa,” sambut bapak Agus Heri.

Sementara dalam sambutannya, Kepala Sekolah mengakui banyaknya hal yang harus terus dievaluasi. Di usia ABBSKP yang keenam ini harus tetap ada evaluasi diri. Di samping itu, milad kali ini harus menjadi momentum resolusi ke depan untuk lebih baik lagi.

“Umur enam tahun ibarat seperti anak yang masih merangkak. Usia sekolah kita masih sangat muda. Karena itu, mudah-mudahan milad ini menjadi evaluasi. Dan milad ini sesungguhnya mengenang apa yang sudah berjalan lima tahun yang lalu supaya menjadi lebih baik lagi di masa mendatang,” ungkapnya.

Selain kesan, di momen milad kali ini banyak sekali ungkapan doa dan harapan. Tentu semua adalah untuk harapan terbaik bagi sekolah ke depannya. Baik dari siswa berharap semoga ke depannya sekolah semakin lebih baik dan maju. Di samping menjadi lembaga pendidikan pilihan orang tua, juga menjadi sekolah idaman bagi semuanya. Pendidikan yang berangkat dari hubungan harmonis siswa dan guru akan jauh lebih bermakna dibandingkan upaya biasa-biasa saja.

“Agar tercipta suasana belajar yang nyaman, semoga ke depannya ABBSKP terus memperbaiki sistem belajar menjadi lebih baik lagi. Ekosistem pendidikan yang kondusif dan harmonis tentu menjadi harapan besar bagi setiap siswa yang belajar di sekolah,” ucap Kalam.

“Harapannya ABBSKP ke depannya semakin maju. Dapat memberikan yang terbaik untuk siswanya dengan lebih baik lagi. Good Job for ABBSKP,” tutup Sulthona. (fth)