You are currently viewing Menjawab Keberagaman Siswa Melalui Pembelajaran Terdiferensiasi  di Kelas X SMA

Menjawab Keberagaman Siswa Melalui Pembelajaran Terdiferensiasi di Kelas X SMA

Tidak bisa dipungkiri bahwa keberagaman belajar siswa adalah sebuah keniscayaan. Keberagaman ini misalnya dapat dilihat dari aspek kesiapan belajar, hobi, cita-cita, hingga soal ketertarikan terhadap suatu masalah bahkan sampai gaya belajar siswa. Guru profesional sudah seharusnya menjawab dan mengakomodasi banyaknya keberagaman siswa yang ada. Hal ini juga dilakukan di SMAIT Abu Bakar Boarding School Kulon Progo.

Guru juga akan terus mengupayakan pembelajaran yang bermakna untuk siswa. Hal ini dapat menjadi salah satu langkah untuk kesuksesan belajar siswa. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pembelajaran terdiferensiasi. Pembelajaran terdiferensiasi dapat menjadi salah satu cara untuk menjawab tantangan keberagaman karakter siswa. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan belajar yang direkomendasikan oleh kurikulum merdeka. Guru secara merdeka diperkenankan mengelola pembelajaran dan mengakomodasi keberagaman siswa.

Dalam rangka mendukung tercapaianya pembelajaran berdiferensiasi tersebut, sekolah telah melakukan asesmen bakat minat yang bertujuan mengetahuai profil belajar siswa. Tes bakat minat ini dilakukan pada awal masuk kelas X. Selain program tersebut, sekolah juga menyelenggarakan pretes di awal masuk pelajaran. Dengan adanya program ini diharapkan guru dapat menggunakan hasil asesment untuk penyusunan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran terdiferensiasi ini telah dilakukan oleh Ustzh. Amaliyah Rahayu, S.Pd selaku guru Biologi dan Ustzh. Iriany Setia Ningsih, S.Pd selaku guru Kimia pada bulan September 2024. Dalam pelaksanannya, keduanya sama-sama menggunakan bahan ajar LKPD dengan rancangan yang sedikit berbeda.

“Pada Mapel Biologi, LKPD disusun berdasarkan kesiapan belajar siswa, sehingga ada 3 kategori LKPD (LOTS, MOTS dan HOTS), tujuan menghadirkan LKPD ini agar saya lebih fokus dalam memberikan pendampingan pada siswa dengan kebutuhan belajar lebih,” ungkap Uszh. Amaliyah dalam Aksi Nyata.

Hal demikian juga dilakukan pada Mapel Kimia dengan penerapan setiap kelompok terdiri dari keberagaman kesiapan belajar siswa. Harapannya, siswa yang sudah paham dapat melakukan diskusi dengan teman-teman yang butuh penjelasan lebih lanjut.

Tahapan yang dilakukan keduanya dalam mendesain pembelajaran terdiferensiasi adalah dengan diawali tes diagnostik untuk mengentahui kemampuan awal siswa. Hasilnya kemudian dianalisis untuk diketahui kecenderungan kesiapan belajar siswa. Dari data ini, beliau mendesain LKPD yang berbeda-beda yang kemudian diterapkan sebagai media bantu dalam pembelajaran di kelas. Adapun aktivitas belajar di kelas dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Siswa melakukan presentasi sesuai dengan LKPD yang diperoleh dan diakhiri dengan refleksi pembelajaran.

Hasil dari pelaksanaan pembelajaran ini adalah pastisipasi siswa meningkat dalam pembelajaran. Jika ditinjau dari hasil belajar setelah ulangan harian diperoleh data bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada semua tipe LKPD yang telah disusun. Minat setiap siswa tentunya akan berbeda-beda. Setiap siswa akan menunjukkan minat yang berbeda pada setiap topik. Langkah untuk membedakan cara belajar ditujukan untuk menjaga minat siswa.

Dengan menjaga minat siswa tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam belajar. Hal lain yang perlu disadari oleh guru terkait dengan pembelajaran berbasis minat. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik dan memperluas minat siswa yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan minat baru.

Penulis: Ustzh. Rista Wahyu Mahanani, M.Pd, Gr