Nuzulul Qur’an merupakan salah satu peristiwa sejarah besar yang diperingati rutin tiap Ramadhan. Peristiwa turunnya al-Qur’an tersebut menjadi satu momentum bagaimana kaum muslimin menyandarkan diri kepada kitab sucinya. Bukan suatu kebetulan ketika Ramadhan disebut bulan al-Qur’an. Ternyata bulan ini menyimpan sejarah peristiwa saat al-Qur’an diturunkan secara utuh. Sehingga, nuzulul Qur’an selain menjadi penyemangat mendekatkan diri dengan al-Qur’an juga menjadi momen untuk memahami kembali makna penting di balik turunnya al-Qur’an.
Pada Ramadhan kali ini, SMA IT Abu Bakar Boarding School kembali menyemarakkan peringatan nuzulul Qur’an secara hybrid pada Rabu (13/4) malam. Dengan memanfaatkan media virtual zoom meeting dan live streaming, diharapkan acara ini dapat diikuti para santri secara luring maupun daring. Tampak orang tua wali santri juga turut bergabung menyimak acara ini penuh khidmat. Mengusung tema “Al-Qur’an dan Spirit Pendidikan” memberi arti bahwa di balik kebesaran al-Qur’an, para santri dapat terbuka wawasan dan inspirasi dalam proses pendidikan yang sangat panjang nantinya.
Karena padatnya kegiatan, Kepala Sekolah memberikan sambutannya secara luring. Ucapan terima kasih beliau haturkan kepada semua pihak yang membantu terselenggaranya kegiatan ini. “Acara ini juga menjadi penutup kegiatan Ramadhan santri di sekolah yang telah berlangsung selama 10 hari terakhir. Esok harinya, santri diizinkan pulang untuk liburan yang dimajukan lebih dulu satu minggu sebagai ganti libur akhir semester ganjil yang lalu,” paparnya.
Kegiatan ini ditutup dengan materi ceramah yang disampaikan oleh Ust. Kurnia Pramuji Harso. Beliau merupakan salah satu pengurus PMJ (Pesantren Masyarakat Jogja) dan aktif sebagai Penyuluh Agama Islam Kemenag Cabang Bantul. Salah satu inti ceramah yang disampaikan berkenaan dengan pentingnya memahami kondisi hati. Sukses seseorang dapat dipengaruhi hati yang positif. Mengeluh tidak akan ada gunanya. Dengan teori qalbun salim, para santri diajak untuk merenungi setiap aktifitas belajar dengan positif thinking.
“Membangun diri dengan pikiran positif menjadi aspek penting untuk merasakan hidup yang menyenangkan. Ketika hati seseorang senang dan nyaman, akan membuka peluang sukses lebih besar. Doa-doa dan harapan positif dapat dilantunkan saat orang mampu mengendalikan hati. Dengan memenuhi nama Allah dalam hati, kita akan semakin yakin dengan kemampuan menggapai cita-cita dengan segala prosesnya. Hindari mengeluh saat merasa lelah, bosan, maupun lapar diganti menjadi wasilah membangun semangat meraih cita dan harapan,” ungkapnya. (fth)