Mengawali puncak peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober besok, ABBSKP adakan festival lomba HSN 2020 pada 19-21 Oktober 2020. Festival ini berada dalam satu kepanitiaan peringatan Maulid Nabi dan Hari Santri Nasional 2020. Semua pesertanya berasal dari kalangan siswa ABBSKP. Tujuannya, tidak lain adalah untuk menjadikan hari santri sebagai refleksi perjuangan besar kaum santri masa silam. Setidaknya, dengan lomba ini diharapkan menjadi pengingat kuatnya semangat perjuangan mereka.
Beberapa cabang lomba yang terselenggara di antaranya adalah MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an); MHQ (Musabaqah Hifzhil Qur’an); MTtQ (Musabaqah Tilawah Tartil al-Qur’an); MKQ (Musabaqah Khattil Qur’an); MQK (Musabaqah Qiraat al-Kitab); Pidato hingga lomba Adzan. Semua lomba tersebut dilaksanakan secara Daring via Google Meet. Para peserta yang mendaftar cukup antusias mengikuti lomba ini. Meskipun ada beberapa peserta yang mengundurkan diri, tetapi pelaksanaan seluruhnya dapat dikatakan sukses.
Para peserta yang turut meramaikan lomba ini datang dari berbagai daerah yang mewakili tiap kelas masing-masing. Boleh dikatakan bahwa lomba HSN ini diikuti para peserta lintas daerah se-Indonesia. Selain datang dari Yogyakarta, ada peserta dari Kalimantan, Sulawesi, hingga Papuan. Ini dilakukan mengingat kondisi yang tidak bisa dibohongi. Peserta terjauh datang dari Halmahera, Timika, Papua, hingga Merauke.
Beragam motivasi menarik pun dapat ditemukan sebagai tujuan mereka ikut lomba kali ini. Ada yang mengaku tidak ada niatan, karena merasa ditunjuk teman dan dipaksa wali kelas. Di samping itu semua, juga untuk menggali bakat dan mencari pengalaman tampil di hadapan orang banyak.
“Tidak ada niatan. Ikut karena dipilih teman. Semoga bisa membuat bacaan (al-Qur’an) lebih bagus lagi,” ujar Kholid.
Ada pula yang bertujuan demi membanggakan orang tua. Di samping itu, juga untuk memberikan yang terbaik kepada orang yang dicintai. “Seburuk-buruk kita, sejelek-jeleknya, kita harus menjadi yang terbaik dan membanggakan orang tua dan orang yang kita cintai,” ungkap Haikal.
“Seburuk-buruk kita, sejelek-jeleknya, kita harus menjadi yang terbaik dan membanggakan orang tua dan orang yang kita cintai,”
Haikal
Namun demikian, hal itu tidak menjadikan perjuangan mereka gentar dalam perlombaan. Buktinya mereka tetap tampil kompetitif dan penuh semangat. Boleh dikatakan bila kegiatan perlombaan ini telah menjadi satu bentuk semangat para santri yang berjuang menjadi yang terbaik untuk setiap cabangnya. (fth)