You are currently viewing Tasyakuran Kelas XB ABBSKP Gelar Acara “Bakar-bakar”

Tasyakuran Kelas XB ABBSKP Gelar Acara “Bakar-bakar”

[masterslider id=”10″]


Tasyakuran merupakan salah satu bentuk ungkapan terima kasih kita kepada Allah atas nikmat yang diberikan-Nya. Memang, secara tegas Islam tidak menyuruh umatnya untuk menggelar acara ini. Namun demikian, terkait cara mengungkapkan kebahagiaan, Islam mempersilahkan umatnya untuk mengekspresikannya dalam berbagai aktifitas positif yang direstuinya. Salah satunya adalah tasyakuran ini. “Bukankah berbagi kebahagiaan itu indah?”

Pada Kamis malam, 8 Agustus 2019, santri kelas XB SMA IT Abu Bakar Boarding School Kulon Progo menggelar acara tasyakurannya yang kedua. Acara yang dihadiri Pengasuh, musyrif, dan guru ini diadakan di serambi masjid Baitul Munir. Tujuan dari acara ini sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan doa restu dari kelas XB dalam menuntut ilmu di SMA IT ABBSKP. Untuk melaksanakan acara yang sederhana ini, santri kelas XB yang berjumlah 25 anak saling bahu membahu baik tenaga maupun materi. Pasalnya, diantara rangkaian acara yang paling seru dan ditunggu ini adalah bakar-bakar. Jika pada minggu lalu mereka memilih sosis dan bakso, semalam jagung muda menjadi menu utama yang dinanti. Mulai dari rangkaian acara yang formal sampai bakar-bakar, semua peralatan yang dibutuhkan mereka siapkan dan tata sendiri. Sejak awal, pengadaan acara ini memang dari mereka dan untuk mereka pula.

Dalam  sambutannya, Ust. Nurrohman al-hafiz selaku Pengasuh Pesantren SMA IT Abu Bakar Boarding School Kulon Progo, mengingatkan seluruh santri kelas XB agar menjaga semangat, kebersamaan, dan kekompakan. Sesuai dengan acara inti, “bakar-bakar”, Beliau juga berpesan agar mereka bersedia dan mampu membakar egonya masing-masing demi tercapainya tujuan bersama selama belajar di kawah condro dimuko ini. Sebelumnya, Ust. Wildan selaku wali kelas XB menegaskan bahwa diantara bentuk syukur santri di lingkungan sekolah adalah menghormati mereka yang lebih tua tanpa memandang setatus, semisal bu De dapur, Mbah Woto, Pak De Tugi atau yang lainnya. “Mereka adalah pengganti orang tua kita semua di sini” demikian pungkas Ust. Wildan mengakhiri sambutannya.

Selain sebagai ungkapan rasa syukur, acara ini juga diharapkan mampu memupuk persatuan dan kesolidan antar mereka. Rencana, acara yang sederhana namun meriah dan menyenangkan ini akan dijadikan sebagai agenda rutinan yang digelar setiap kamis malam seusai pelaksanaan muhadlarah.

[ngg src=”galleries” ids=”10″ display=”basic_thumbnail”]