Pesantren Sains Abu Bakar (ABBSKP) menutup rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2019 dengan kegiatan Tabligh Akbar pada Jum’at (25/10) malam. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman Masjid Baitul Munir yang dihadiri oleh semua civitas akademik ABBSKP dan 250 warga sekitar. Adapun pengisi ceramah agama dalam acara tersebut ialah KH. Sirojan Muniro, Pengasuh PP. Nurul Haromain Sentolo.
Turut hadir dalam kegiatan ini, para tamu undangan dari berbagai kalangan. Di antaranya yang turut hadir ada perangkat desa Triharjo dan unsur Muspika Kecamatan Wates. Mereka turut andil dalam kegiatan ini sebagai wujud cintanya terhadap Hari Santri.
Dalam ceramahnya, KH. Sirojan Muniro menekankan betapa pentingnya mondok di pesantren. Menjadi santri merupakan satu bagian kehidupan yang harus orang alami. “Santri ialah seseorang yang harus memiliki cerita tersendiri dari cerita-cerita istimewa lainnya. Seorang santri harus mampu melaksanakan segala amaliah hidupnya sesuai dengan ilmunya,” sabda beliau.
“Santri ialah seseorang yang harus memiliki cerita tersendiri dari cerita-cerita istimewa lainnya. Seorang santri harus mampu melaksanakan segala amaliah hidupnya sesuai dengan ilmunya,”
Di sisi lain, sebuah pesantren itu bukan sekedar mengajarkan pentingnya ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, pesantren harus mengajarkan pentingnya Adab di atas ilmu. “Pelajaran di kelas boleh saja ketat. Namun, alangkah baiknya jika peraturan di pesantren itu lebih ketat. Tujuannya tidak lain untuk membangun karakter santri menjadi pribadi yang tangguh dan beradab,” imbuhnya.
Dikisahkan, ada santri tidak terlalu cerdas. Namun, dalam kesehariannya sangat taat terhadap segala aturan pesantren. Hal tersebut justru lebih baik daripada santri yang pandai tapi tidak mau taat terhadap aturan. “Biasanya santri yang tidak terlalu cerdas otaknya, tapi mau taat terhadap aturan pesantren dan ta’zhim kepada gurunya akan lebih bermanfaat ilmunya ketika nanti kembali ke masyarakat,” tutupnya.
Oleh karena itu, beliau menekankan betapa pentingnya pelajaran Adab di sebuah pesantren. Karena, hakikatnya pesantren bukan sekedar mempelajari ilmu pengetahuan. Namun, di sisi lain pelajaran tentang ilmu kehidupan itu hanya bisa diselami dengan materi pendidikan Akhlaqul karimah dan berbakti kepada guru di pesantren. (fth)