Salah satu program MPLS yang wajib diikuti oleh seluruh siswa adalah kegiatan shalat lima waktu tanpa masbuq selama 40 hari. Program ini menjadi salah satu upaya penguatan mental santri di awal masuk sekolah. Boleh disebut kegiatan ini merupakan ciri khas MPLS di SMAIT ABBSKP yang membedakan dengan sekolah lainnya.
Pasca berakhirnya program tersebut, sekolah menggelar tasyakuran berbasis doa bersama pada Jum’at (18/8) siang di Masjid Baitul Munir ABBSKP. Kegiatan ini diawali dengan muqaddaman al-Qur’an yang dibaca peserta meliputi seluruh santri bersama jajaran guru, musyrif, dan civitas akademik lainnya. Semua peserta terlibat untuk membaca satu juz al-Qur’an yang telah dibagikan sebelumnya.
Muqaddaman sendiri merupakan prosesi pembacaan al-Qur’an secara bersama-sama dalam satu waktu dari Juz 1 sampai Juz 30. Sehingga, dalam waktu yang relatif tidak lama dapat mengkhatamkan bacaan al-Qur’an dengan cara tersebut.
Tujuan dari kegiatan ini diantaranya sebagai bentuk riyadhoh bagi santri baru maupun orang tua. Harapannya dengan melalui MPLS model ini santri bisa lebih betah di pesantren. Sebagai santri baru, juga penting untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Sehingga, doa bersama juga menjadi perwujudan rasa syukur untuk ketabahan dan kesehatan di lingkungan benar-benar baru untuk mereka.
Dalam sambutannya, Ust. Arif Usman selaku waka. Kesiswaan menyampaikan ungkapan apresiasi kepada seluruh santri baru yang telah menyelesaikan program ini. Selebihnya, nanti setelah program ini santri dapat dijenguk oleh orang tuanya. “Saya ucapkan selamat kepada seluruh santri yang telah melampaui 40 hari pertama berada di pesantren ini. Semoga ke depannya bisa istiqomah dan lebih baik lagi,” ungkapnya.
Melengkapi sambutan sebelumnya, Ust. Salim selaku Kepala Sekolah mengingatkan kembali terkait urgensi pelaksanaan sholat berjama’ah selama 40 hari tanpa terlambat takbirnya imam. “Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Saw. bahwa orang yang berhasil melaksanakan program shalat berjama’ah 40 hari tanpa masbuq akan dibebaskan dari kemunafikan dan terbebas dari api neraka,” imbuhnya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan, serta selalu disambut dengan sangat antusias oleh seluruh peserta yang hadir. Karena merupakan kegiatan rutin di awal tahun pelajaran, diharapkan ke depannya lebih baik lagi. Jadwal bisa disesuaikan, agar tidak mengganggu agenda kegiatan lain dan berjalan khidmat dan sesuai rencana. (fth)