You are currently viewing Tim Peneliti ABBSKP Lolos Ke Final Lomba Peneliti Belia Tingkat Nasional 2021

Tim Peneliti ABBSKP Lolos Ke Final Lomba Peneliti Belia Tingkat Nasional 2021

Untuk kali pertama, tim peneliti ABBSKP berhasil lolos dalam Lomba Peneliti Belia (LPB) tingkat Nasional tahun 2021. Tim yang terdiri dua siswa itu telah melalui seleksi tingkat provinsi Yogyakarta pada bukan Oktober yang lalu. Dengan hasil ini, keduanya lolos ke babak final yang akan diselenggarakan pada 13-21 November 2021. Seperti dikutip dalam Surat Keputusan Direktur Center For Young Scientists tentang penetapan finalis Lomba Peneliti Belia Nasional 2021, tim peneliti ABBSKP menjadi satu yang berhasil lolos babak final bersama 13 tim peneliti lainnya pada bidang psikologi.

Keduanya mengambil fokus penelitian bidang psikologi dengan judul peneltian “Nomophobia Behavioral Analysis Based On Gender and Productive Age”. Artikel ini berusaha memaparkan tentang fenomena perilaku seseorang yang hidup tanpa gawai. Tentunya, capaian ini menjadi prestasi yang membanggakan dan sangat perlu didorong terus untuk dikembangkan selanjutnya.

Meskipun secara definitif belum dikategorikan menang, namun secara pencapaian telah menjadi prestasi yang wajib disyukuri. “Sebelumnya kami belum menang. Tapi, Alhamdulillah kami bersyukur berhasil lolos ke babak final tingkat nasional pula,” ungkap Daidaban.

Sementara dari Ust. Arief Kurniatama, selaku pembimbing turut memberikan komentar atas keberhasilan ini. Sebuah harapan bahwa dengan capaian ini dapat memberikan energi positif terhadap iklim penelitian di ABBSKP di tahun berikutnya. “Semoga hasil penelitian siswa tahun ini di Lomba Peneliti Belia tingkat nasional menjadi energi positif untuk penelitian di SMA IT ABBSKP dan memberikan pengaruh kepada santri lainnya untuk berkompetisi dan berprestasi di tahun berikutnya,” ungkapnya.

Pada mulanya, keduanya ditunjuk untuk ikut serta dalam lomba tersebut. Dengan berbekal kepercayaan diri dan semangat meneliti mereka pun mengikuti bimbingan sejak awal Agustus yang lalu. “Kami dapat mengikuti lomba ini setelah ditunjuk dan mendapatkan bimbingan sekaligus pendampingan sejak awal Agustus yang lalu. Walau belum mendapat bimbingan secara tatap muka, tetapi itu tidak mengurangi semangat untuk optimis dan serius dalam penelitian ini,” lanjut Daidaban.

Beberapa kendala juga pernah dialami tim peneliti ini. Mengingat masih dalam suasana pandemi, mereka harus mampu mengatasi kendala-kendala yang terkadang menghampiri. Keterbatasan jaringan dan sumber data menjadi tantangan utama yang harus dihadapi. “Kendala yang kami alami ada macam-macam. Satu di antaranya terkait keterbatasan sebagai dampak pandemi Covid-19. Selain itu, ada juga kendala yang sifatnya menyangkut pribadi. Kendala besar juga kami alami dalam kelengkapan informasi, proses pengumpulan data, dan sejenisnya,” pungkasnya. (fth)